Produk dan Penentuan Harga Jual

Hulla guyzz, kalian tau kan di jaman yang semakin canggih seperti sekarang ini kalian bisa menjual produk apa saja yang menarik nah bagaimana sih cara menentukan harga jual yang cocok?

Sebagai product creator, seringkali masalah yang muncul saat mau launching produk adalah cara menentukan harga jual produk. Apalagi jika produk tersebut dibuat tanpa riset mendalam terlebih dahulu atau produknya tidak memiliki kompetitor sehingga tidak punya patokan harga sama sekali.

Menjalankan sebuah bisnis jual-beli tidak akan terlepas dari permasalahan harga. Harga memegang peranan penting dalam terjadinya kesepakatan jual-beli dari produsen ke tangan konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk dari nilai ekonomisnya. Oleh karena itu, dengan permasalahan ini perusahaan biasanya mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di pasaran.

Di artikel ini saya akan coba memberikan beberapa cara menentukan harga jual produk sehingga harga yang akan kamu tawarkan kepada konsumen nanti bisa pas, baik menurut kantong konsumen maupun biaya produksimu.


Acuan Dasar Penentuan Harga Jual Produk

Sebelum bicara menentukan harga jual, maka kamu harus membuat beberapa daftar budget pengadaan produk terlebih dahulu. Ini penting agar jangan sampai nanti produk yang kamu jual terlalu murah sehingga kamu tak memiliki keuntungan sama sekali.

1. Biaya Pembelian Bahan


Saya yakin untuk urusan ini kamu sudah tahu. Karena memang biasanya produsen menentukan harga jual hanya berdasarkan biaya bahan saja. Contohnya produk garmen, biasanya cuma lihat bahannya apa.

Biaya pembelian bahan ini jangan hanya mengacu pada harga bahan saat kamu beli. Tapi coba lakukan pencatatan naik turunnya harga bahan. Lihat seberapa jauh range harganya dari harga termahal sampai termurah.

Ini penting sekali agar ketika harga bahan naik, kamu tidak kewalahan dalam menentukan harga jual produk saat terjadi kenaikan harga. Kan gak mungkin juga kamu naik turunkan harga produkmu hanya gara-gara harga bahan yang tidak stabil.

Beberapa produk biasanya tidak tiap bulan membeli bahan. Kadang belinya beberapa bulan sekali tapi langsung banyak. Contohnya produk garmen. Beli bahannya mungkin di awal tahun, setelah itu tahap produksi dan akhirnya tahap pemasaran. Agar mudah menghitungnya, maka hitung saja biaya belanja bahan selama setahun.

2. Biaya Tenaga Kerja


Untuk bisa produksi massif, maka kamu butuh bantuan tenaga kerja. Itu meliputi gaji, tunjangan kesehatan, THR, dll. Walaupun saat ini kamu kerja sendiri, maka kamu harus mengupah dirimu sendiri.

Yang sering dilupakan oleh produsen kecil adalah ketika produk itu dibuat sendiri, maka dirinya tidak digaji. Jadi hanya mengandalkan keuntungan saja. Harganyapun akhirnya mepet karena sama sekali tidak menghitung gaji tenaga kerja.

Ketika permintaan pasar meningkat, dia tidak berani menerima order karena selama ini kerja sendiri. Kalau mempekerjakan orang lain artinya harus bayar orang, padahal tidak ada budget untuk itu.

Maka, walaupun kamu kerjakan sendiri, masukkan juga biaya tenaga kerja. Gaji utnuk dirimu sendiri sebagai tenaga kerja dan keuntungan usaha bisa dibagi antara kamu dan perusahaan untuk pengembangan usaha ke depan

3. Biaya Mesin Produksi


Mesin produksi, sehebat apapun pasti punya umur. Kamu harus tahu berapa perkiraan mesin itu tetap running efisien. Jangan hanya asal bisa jalan. Harus berjalan dengan efisien. Mesin yang sudah produktif lagi atau produktifitasnya menurun baik gara-gara komponennya mulai aus atau terlalu sering perbaikan, maka harus secepatnya diganti.

Maka, penting sekali memasukkan biaya mesin produksi dalam menentukan harga jual produk. Ya tentu nanti perhitungannya per tahun. Jika mesinnya mampu bekerja efektif selama 5 tahun, maka tinggal harganya dibagi 5 untuk biaya penyusutan mesin per tahun.

4. Biaya Promosi

Promosi adalah bagian penting dalam meningkatkan penjualan produk. Maka alokasi dana untuk promosi harus ditentukan sejak awal dan merupakan bagian dari harga produk.

Beberapa produk yang biasa kita kenal, biaya promosinya bahkan bisa mencapai 20% dari harga produk. Misal harganya 2.000 per biji, biaya promosinya sendiri 400.

Kebanyakan UMKM (usaha mikro kecil menengah) mengabaikan biaya ini sehingga tidak masuk dalam perhitungan harga jual. Maka harga jualnya memang murah banget tapi gak mampu promosi. sama seperti di atas, hitung biaya promosi selama setahun.

5. Biaya Lain-lain

Alokasikan juga biaya tak terduga lain. Ini penting karena seberapa hebatnya rencana, tentu ada saja kendala. Mungkin mesin rusak, ada masalah produksi, harga bahan yang melonjak, dll.

Termasuk juga jika kamu bekerjasama dengan toko besar yang kadang minta diskon khusus, maka kamu perlu menyiapkan alokasi dana untuk itu sehingga ketika harganya terdiskon, tidak mengurangi biaya-biaya yang harus kamu keluarkan nanti.

Dengan memiliki alokasi dana cadangan, kamu sudah memberikan kepastian produksi.

6. Keuntungan


Setelah semua dana kamu tentukan, saatnya menentukan berapa persen keuntungan yang ingin kamu dapatkan. Untuk yang ini bisa sangat fleksibel tergantung persaingan dan tentu saja tergantung jenis produknya.

Ada produk yang memang perlu dialokasikan keuntungan yang besar karena target marketnya memang menengah ke atas sehingga harga perlu sedikit mahal dengan desain yang lebih elegan serta pengerjaan yang lebih detail.

Sementara ada yang untungnya cukup kecil saja asalkan dapat terjual banyak. Nanti akan saya jelaskan satu per satu pertimbangan lain dalam cara menentukan harga jual produk.

7. Harga Jual Kompetitor


Kompetitor jelas harus kamu perhatikan pergerakannya. Dalam strategi perang Sun Tzu dikatakan bahwa mengenali lawan adalah separuh kemenangan. Maka alih-alih menghindari kompetitor, kamu justru harus mengenal kompetitor sedetil-detilnya.

Setidaknya untuk menentukan harga jual produk, kamu perlu tahu berapa harga jual kompetitor. Jika jauh lebih murah dari produkmu, maka kamu harus tahu bagaimana cara menentukan harga jual produknya. Bahannya darimana sehingga bisa murah.

Kalau kamu tak mampu mengalahkan harga jualnya, maka kamu perlu melakukan beberapa kreasi sehingga kedua produk terlihat bukan produk yang sama.

Intinya jangan terjebak pada perang harga sehingga mengurangi mati-matian biaya produksi. Jika memang bisa berhemat, itu bagus. tapi kalau demi persaingan harga akhirnya mengorbanan biaya-biaya yang sebenarnya penting, maka itu sama saja menanam bom waktu.

Harga Jual Berdasarkan Karakteristik Pembeli

Mengenal target market sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Tidak mungkin menjual produk pada semua orang. Maka kamu harus tahu kepada siapa produkmu kamu jual.

1. Menengah Bawah

Produk-produk untuk menengah ke bawah biasanya cenderung murah dan mereka cenderung membandingkan harga satu sama lain. Kualitas tidak terlalu dipedulikan. Maka sudah jadi rahasia umum produk-produk KW biasanya jadi pilihan.

Jika produkmu menyasar kelas menengah ke bawah maka kamu perlu perhatikan masalah harga. Harus murah dan pasti harus mampu bersaing dengan kompetitor soal harga.

Terkadang kualitas perlu diturunkan demi mengejar harga yang murah. Di produk garmen misalnya, untuk produk-produk garmen kelas menengah ke bawah bisa terlihat jahitannya cenderung tidak rapi. Hal ini karena tenaga kerjanya juga borongan sehingga mereka mengejar kuantitas dan tidak terlalu detil urusan kualitas.

Perencanaan keuangan yang matang harus benar-benar diperhatikan karena biasanya space harga yang ada tidak terlalu banyak.

Kalangan industri biasanya lebih suka menggunakan tenaga out sourcing untuk menghemat biaya tenaga kerja.

2. Menengah Atas

Kalangan menengah ke atas biasanya tidak terlalu mempedulikan soal harga. Buat mereka yang terpenting adalah kualitas produk dan pelayanan. Maka untuk menyasar kalangan menengah ke atas, kamu harus benar-benar mempertimbangkan budget tambahan untuk pelayanan dan perbaikan kualitas produk.

Di pasar garmen biasanya dibuat butik-butik eksklusif dimana di sana bukan hanya menjual produk berkualitas, tapi juga pelayanan yang prima. Pelayanan diberikan secara personal. Seorang pramuniaga hanya bertugas melayani seorang pembeli saja.

Mulai memilihkan pakaian, menjelaskan produk hingga memberi komentar positif saat calon pembeli mencobanya. Tak lupa mempersilahkan duduk, melayani konsultasi, dll.

Jika sasaran produkmu adalah orang-orang ini maka kamu perlu menambah budget di tampilan toko, pramuniaga hingga mungkin pernak-pernik kecil seperti buku bacan, sofa dan minuman ringan yang membuat orang merasa terlayani dengan baik.

Menentukan Harga Produk Berdasarkan Tujuan

Cara menentukan harga jual terkadang juga berdasarkan pada tujuan. Apalagi jika persaingan di produk serupa tidak terlalu keras, maka menentukan harga jual akan lebih fleksibel

1. Break Event Point

Biasanya sebuah usaha membutuhkan pendanaan yang besar dan untuk itu butuh investor. Nah, investor ini biasanya akan tanya kapan BEP-nya alias Break Event Point atau bahasa gampangnya balik modal. Semakin cepat BEP, maka semakin besar peluangmu mendapatkan investor.

Bisnis dengan modal dari uang orang lain memang sebisa mungkin harus mampu BEP secepatnya. BEP ini bisa berasal dari perputaran produksi yang cepat karena penetrasi pasar yang besar atau bisa juga berasal dari keuntungan yang besar sehingga makin mempercepat balik modal.

Jika ingin cepat BEP dr percepatan perputaran usaha, maka berarti biaya promosi harus diperbesar sehingga penetrasi pasar semakin luas. Namun, jika ingin memperbesar laba, berarti kualitas produknya harus ditingkatkan sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang besar.

2. Mengambil Profit Besar



Sebuah usaha dibangun tentu untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena itu sejak awal dalam menentukan harga jual produk, faktor keuntungan yang ingin diperoleh harus dimasukkan.
Gunanya agar kamu bisa tahu berapa besar modal yang dibutuhkan dan perkiraan balik modalnya kapan.

Beberapa produk malah dibuat menghasilkan profit yang sangat besar padahal tidak ada biaya bahan yang banyak. Hanya biaya promosi dan mungkin juga biaya endorse produk saja. Contohnya produk-produk digital seperti software, ebook, video training online, dll.

Berdasarkan Timing

Sebagai produsen, kamu juga harus peka terhadap waktu-waktu spesial khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan belanja konsumen. Misalnya untuk belanja busana muslim, biasanya peak session-nya adalah menjelang puasa hingga hari raya.

Produk peralatan sekolah biasanya rame ketika akhir tahun saat pergantian semester dan saat tengah tahu ketika kenaikan sekolah.

Produk mainan dan pakaian biasanya ketika menjelang akhir tahun. Nah, dengan mengetahui waktu-waktu spesial ini, kamu bisa sedikit menurunkan harga untuk meraih penjualan yang lebih banyak.

1. Diskon



Diskon bisa memanfaatkan momen-momen tertentu. Contohnya Matahari Dept Store yang sering memberikan diskon-diskon gede menyambut momen-momen tertentu.

Momennya kadang memanfaatkan hari-hari khusus yang biasa dikenal masyarakat seperti hari kemerdekaan, hari kartini, hari pahlawan, dll. Kadang mereka membuat momen sendiri misalnya cuci gudang, ultah matahari, dll.

Cara menentukan harga jual produknya tentu saja sudah diperhitungkan jauh hari sebelum momen itu. Misalnya pakaian, sudah dibuat keuntungannya misalnya 70% sehingga ketika mereka memberikan diskon 50%, sebenarnya mereka masih untung 20%.

Tentu tidak semua produk didiskon. Untuk produk garmen biasanya yang didiskon adalah produk yang modelnya udah ketinggalan jaman. Untuk produk yang masih tren, target market mereka adalah pelanggan premium yang mau beli baju mahal demi gak ketinggalan mode.

Setelah pelanggan premium dapat barangnya, gak lama harga didiskon untuk menyasar kelas menengah ke bawah dengan harga diskon sekalian menghabiskan stock.

2. Momentum Hari-hari Besar

Momentum hari besar adalah saat untuk menentukan harga jual baru untuk produk-produkmu. Apalagi jika produkmu sangat berkaitan dengan hari besar itu.

Tapi tidak semua momen hari besar harus didiskon lho harganya. Ada kalanya malah dinaikkan. Contohnya mungkin pada perayaan hari kemerdekaan, biasanya bendera harganya hanya 10 ribu, pas 17-an malah naik jadi 15 ribu bahkan 25 ribu.

Produk sewa busana tradisional mungkin ketika hari kartini dan hari pahlawan bisa dinaikkan harga sewanya.

Jangan lewatkan juga momen-momen bulan dimana banyak pernikahan berlangsung seperti bulan Dzulhijjah, Rajab, Sya’ban, Syawal dan Jumadil Awwal. Jika produkmu banyak dicari di bulan-bulan itu, maka jangan lupa naikkan sedikit harganya mengingat permintaan pasar sedang besar.

3. Akhir tahun

Momen akhir tahun biasanya paling ditunggu oleh para konsumen. Karena di beberapa perusahaan ada yang namanya bonus akhir tahun yang artinya ada budget lebih untuk belanja. Kesempatan ini tentu jangan kamu sia-siakan untuk menembus mereka.

Kamu harus mampu menentukan harga jual yang tepat sehingga cukup untuk promosi yang lebih massif dan menjangkau mereka.

1. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran akan meningkatkan peluang penjualan produk kamu. Karena itu, perlu terus dievaluasi berapa biaya pemasaran per produknya.

Di awal-awal mungkin akan besar karena perlu melakukan trial and error hingga ketemu model pemasaran yang paling efektif. Anggap saja itu biaya risetnya.

Setelah menemukan winning campaign-nya, kamu bisa memasukkannya pada cost production dan dijadikan patokan dalam menentukan harga jual produk.

Strategi Menentukan Harga Jual

Setelah kamu tahu biaya apa saja yang harus kamu keluarkan untuk dapat menghasilkan produk, maka saatnya melakukan kalkulasi.

Akan lebih mudah menentukan harga jual jika kamu menghitungnya berdasarkan biaya yang harus kamu keluarkan dalam waktu setahun. Apalagi jika pembelian bahan dan mesin-mesin produksi tidak setiap bulan.

Jumlahkan semua biaya per tahun, kemudian bagi dengan jumlah produksi per tahun. Maka akan ketemu biaya produksi.

Misal biaya produksi selama setahun adalah 200 juta dan jumlah produk yang dihasilkan selama setahun adalah 1.000 produk, maka berarti biaya produksinya adalah 200.000.000 / 1.000 = 200.000.

Kalau kamu ingin mendapatkan untung 50% dari harga produk. Berarti harga jualnya adalah:

150% x 200.000 = 300.000

Maka harga produkmu adalah 300 ribu.

Jika kamu lihat kompetitor harganya kok jauh lebih mahal, misalnya 400 ribu, maka kamu bisa naikkan sedikit menjadi 350 ribu atau 375 ribu. Ini untuk mengantisipasi jika nanti ada kenaikan harga atau ada kesalahan perhitungan harga di awal.

Jadi, banyak cara menentukan harga jual sebuah produk yang bisa kamu gunakan. dari semua cara yang direkomendasikan di atas, mana yang menurut kamu paling suka untuk digunakan dan mana yang paling bisa memberikan profit paling besar? ingat, menjadi pengusaha bukan hanya untuk mencari untung tetapi juga memberikan produk terbaik kepada pelanggan. Terimaa kasihhh, semoga bermanfaat & sukses ya untuk anda:)

sumber: https://vatih.com/bisnis/cara-menentukan-harga-jual-produk/

Comments